Senin, 26 September 2016

Hakikat Seorang Manusia

Sebagai seorang manusia kita di ciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki akal, nafsu, dan hati nurani. Oleh tiga sifat dasar yang ada dalam diri manusia, kita di beri amanah untuk menjalankan tugas oleh Allah Swt untuk menjadi khalifah di bumi.

Akan tetapi karena manusia mengetahui amanah tersebut, manusia tersebut menjadi serakah dan saling berlomba-lomba untuk menguasai dunia. Padahal Allah Swt memberikan tugas tersebut agar kita menjaga kedamaian dan keharmonisan, bukannya di gunakan untuk menghancurkannya.

Hakikat seorang manusia yang sebenarnya selain menjadi seorang pemimpin di muka bumi ini adalah dapat mempertajam akal dan hati nurani untuk membantu juga peduli pada sesama. Selain itu, manusia juga di haruskan mengontol hawa nafsu pribadi.

Tiga syarat itu terdengar mudah dilakukan, tapi pada realitanya terkadang diri kita sendiri masih kesulitan untuk mengendalikannya. Akan dikatakan manusia itu pemimpin yang berhasil adalah orang-orang yang dapat mengendalikan tiga hal tersebut.

Karena manusia tersebut dapat memimpin dirinya, maka ia dapat dikatakan bisa memimpin orang lain. Untuk dapat memimpin orang lain, kita harus bisa mengerti apa yang di inginkan oleh mereka. Jadi, satu kepala haruslah mengerti ribuan kepala lainnya.

Mengapa demikian? Karena kembali lagi, seorang manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal, nafsu, dan hati nurani, jadi agar dapat bertahan hidup dalam artian di terima dalam lingkungan masyarakat. Manusia tersebut haruslah dapat membaur dengan masyarakat sekitar.

Terdapat pertanyaan dalam hal ini, diantaranya adalah :

Bagaimana kalau manusia tersebut gagal dalam menjalani tugasnya sebagai manusia yang dimaksud dalam teks ini?

Menurut pendapat saya pribadi, lebih baik sebagai manusia haruslah saling membantu dan saling mengingatkan.

Bagaimana kalau manusia tersebut menolak untuk dinasehati dan dibantu?

Baiklah, menurut saya pribadi orang tersebut haruslah mendapatkan sanksi sosial sesuai norma yang dapat diterima dengan lingkungan sekitar. Agar ia tak lagi melakukannya lagi.

Bagaimana kalau reaksinya saat diberikan sanksi sosial bukannya malu untuk mengulanginya lagi, tetapi ia malah semakin menyimpang dan membuat keresahan masyarakat banyak?

Tetaplah membantunya dan kita haruslah memberikannya pemahaman agama dan logika yang lebih baik padanya. InsyaAllah saya yakin orang tersebut akan kembali pada jalan yang seharusnya ia ambil.

Jadi, bisa disimpulkan pada hakikatnya semua manusia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Agar menjadi manusia yang berhasil kita harus bisa menajamkan akal dan hati nurani serta dapat mengendalikan nafsu. Selain itu manusia di tugaskan untuk menjaga bumi, bukanlah menghancurkannya. Manusia yang sebenar-benarnya adalah yang dapat mengarahkan orang lain yang menyimpang agar dapat kembali ke jalan yang benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar